google
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Create your own banner at mybannermaker.com!
Create your own banner at mybannermaker.com!

23 Jul 2010

Navigasi Darat

NAVIGASI PENDAHULUAN Navigasi adalah suatu teknik untuk menentukan kedudukan dan arah lintasan perjalanan secara tepat, atau navigasi adalah navigasi adalah suatu kegiatan mengontrol arah perjalanan baik di peta maupun di medan sebenarnya dengan tepat hingga sampai ke tujuan. Dalam arti yang lebih sempit, navigasi telah dikenal oleh bangsa-bangsa Aztec, Babylonia dan Bangsa Eskimo tua sejak 4500 tahun yang lalu. Pada awalnya, istilah navigasi dipakai dalam pelayaran maupun penerbangan, namun dewasa ini telah umum dipakai dalam pengembaraan di gunung, rimba, sungai dan sebagainya. Orang yang bertanggung jawab dalam hal navigasi biasa disebut navigator. Untuk dapat melakukan perjalanan di alam bebas kita hanya dibantu oleh peta, kompas dan kemampuan berorientasi yaitu usaha memperkirakan / menentukan tempat kedudukan setepat mungkin dengan cara mengamati, mempelajari, mengenali keadaan sekitar selama perjalanan dilakukan. Menyadari betapa pentingnya ketiga hal diatas, maka timbul pepatah : “peta dan kompas serta kemampuan untuk menggunakannya merupakan tiket ke tempat manapun di alam bebas”. PETA Peta adalah gambaran sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan metode dan perbandingan tertentu. Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1 : 50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna. Peta berdasarkan isinya dibagi menjadi : 1. Peta Umum; yaitu peta yang memuat kenampakan-kenampakan umum, baik kenampakan fisis maupun kenampakan sosial ekonomi. Peta jenis ini meliputi : a. Peta Topografi; yaitu peta yang berskala besar dan memuat keterangan yang umum. b. Peta Chorografi; yaitu peta yang berskala sedang yang menggambarkan daerah yang luas, negara atau benua. c. Peta Dunia; peta yang digambarkan dengan skala kecil dan meliputi seluruh dunia. 2. Peta Khusus / Thematik; yaitu peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan yang khusus. Peta ini meliputi antara lain : peta militer, peta bintang, peta triangulasi, peta pariwisata, dll. Peta berdasarkan skalanya digolongkan menjadi : a. Peta Kadaster 1 : 100 sampai 1 : 5.000 b. Peta berskala besar 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000 c. Peta berskala sedang 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000 d. Peta berskala kecil 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 e. Peta Geografi 1 : 1.000.000 ke atas Bagian-bagian Peta : 1. Judul; menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, biasanya terdapat diatas. 2. Penerbit; menyatakan badan/lembaga yang menerbitkan/mengeluarkan peta. 3. Nomor; sebagai nomor registrasi dari badan pembuat peta, juga berguna sebagai petunjuk bila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang terpetakan. 4. Tahun; menyatakan waktu pembuatan peta, semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan akan semakin akurat. 5. Legenda; yaitu keterangan singkat mengenai simbol/tanda yang tercantum dalam sebuah peta, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta. 6. Skala/Kedar; yaitu perbandingan jarak antara dua titik tertentu pada peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Untuk menyatakan skala peta ada 3 cara yaitu : a. skala angka/fraksi 1 : 50.000 b. skala verbal/perkataan “satu sentimeter dibanding lima puluh ribu sentimeter” 7. Koordinat ; yaitu kedudukan suatu titik di peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu : a. Koordinat Geografis (Geographycal Coordinate) Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3,7 cm. Pada peta skala 1 : 25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30”), dan pada peta skala 1 : 50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60”). Contoh : 114°34’10” BT atau 05°15’17” LS b. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan.Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (06° LU, 98° BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat grid mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi 10 bagian (per 1 mm). 8. Kontur; yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari permukaan laut atau garis bayangan/imajinasi dari rangkaian titik-titik di lapangan yang mempunyai nilai ketinggian/elevasi yang sama. Karakteristik Garis Kontur Ketinggian : 1. Garis kontur ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi. 2. Garis kontur ketinggian tidak akan saling berpotongan dan tidak bercabang. 3. Garis kontur ketinggian merupakan kurva tertutup sehingga tidak akan ada yang terputus. 4. Garis kontur ketinggian pada daerah landai/datar akan tergambar renggang/berjauhan sebaliknya garis kontur di daerah curam/terjal akan tergambar rapat. 5. Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung keluar menjauhi puncak berbentuk “U” menggambarkan punggungan. 6. Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung kedalam mendekati puncak berbentuk “∩” menggambarkan lembah. 7. Garis kontur ketinggian untuk daerah yang cekung digambarkan garis berbulu. 8. Garis kontur ketinggian antara digambarkan dengan garis terputus-putus. 9. Perbedaan ketinggian antara dua garis kontur yang berurutan (interval kontur) merupakan bilangan tetap. 10. Interval kontur sama dengan skala peta dibagi 2000. Rumus ini tidak berlaku apabila peta tersebut telah di fotocopy perbesar atau perkecil. Jadi cara yang paling mudah mencari interval kontur adalah selisih antara dua indeks kontur yang berdekatan dibagi spasinya adalah harga interval kontur. KOMPAS Kompas adalah alat penunjuk arah. Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100 M. Karena sifat kemagnetannya maka jarum kompas selalu menunjukkan arah utara dan selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi). Arah yang ditunjuk oleh jarum kompas adalah kutub utara magnetis bumi yang letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi, kira-kira disebelah utara Kanada, di jazirah Boothia sekitar 1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi unyuk keperluan praktis, utara peta, utara sebenarnya dan utara kompas/magnetis dianggap sama. Menurut kegunaan dan fungsinya kompas dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu : - Kompas Orientasi, yaitu jenis kompas yang digunakan untuk orientasi dalam suatu perjalanan (orientering). Contohnya kompas silva. - Kompas Bidik, yaitu kompas yang digunakan untuk membidik objek serta arah yang akan kita lalui. Contohnya Kompas Prisma. - Kompas Geologi, yaitu kompas yang digunakan untuk menentukan arah serta kemiringan dalam pekerjaan geologi. Contoh .Kompas Geologi. Bagian –bagian kompas antara lain : 1. Badan/Body kompas yaitu tempat melekatnya komponen-komponen kompas. 2. Jarum Kompas Selalu menunjuk arah utara-selatan pada posisi bagaimanapun (dengan syarat tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan jarum tidak terhambat perputarannya.) 3. Skala kompas, menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin. Cara Penggunaan kompas : Penggunaan kompas pada prinsipnya yang paling penting diperhatikan adalah kompas harus horozontal, maka pembacaan skala peta melalui garis fisir, sedangkan pada kompas orienteering (misal kompas silva) yang paling penting diperhatikan adalah Utara Kompas harus sejajar dengan Utara peta. Faktor kesalahan pada sudut bacaan kompas Penyebab dari kesalahan ini antara lain : - Karena benturan dengan benda keras. -Cairan yang terdapat dalam tabung kompas membeku (pengaruh waktau atau cuaca), sehingga jarum atau piringan kompas tidak bergerak bebas. -Ada kesalahan indeks yaitu penunjuk indeks skala bacaan kompas tidak segaris lurus dengan garis penunjuk arah bacaan. -Garis penunjuk arah bacaan tidak segaris lurus dengan pisir/garis rambut pembidik objek. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian kompas yaitu : - Jauhkanlah dari benda-benda yang mengandung unsur logam seperti golo/parang, pisau, gunting, victorinoks, dll - Jauhkan dari benda-benda elektronik seperti : TV, jam tangan, walkman, dll. - Sesama kompas dilarang saling berdekatan !!!! TEKNIK PETA KOMPAS Sebelum masuk pada teknik peta kompas yang perlu duketahui adalah Azimuth dan Back azimuth. Azimuth adalah sudut antara sasaran terhadap kutub magnetik bumi (sudut kompas) sedangkan Back Azimuth adalh kebalikan dari Azimuth. Cara praktisnya sebagai berikut : Jika Azimuth < 180° maka Back Azimuthnya = Azimuth + 180° Jika Azimuth >180° maka Back Azimuthnya = Azimuth – 180° Orientasi Peta Orientasi Peta yaitu menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (menyamakan utara peta dengan utara kompas). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncak, sungai desa, dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda di peta adalah benar. Cara-cara orientasi peta antara lain : - Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok. - Letakkan peta pada medan datar. - Samakan utara peta dan utara kompas (peta yang diputar), dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang akan dihadapi. - Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda-tanda tersebut dalam peta. Lakukan untuk beberapa tanda medan. - Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya tempatnya di medan sebenarnya maupun di peta. Ingat hal-hal yang khas dari setiap benda medan (sifat-sifat garis kontur). Resection Resection adalah menetukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Bila kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang punggungan, maka hanya perlu mencari satu tanda medan yang lainnya yang dibidik. Langkah-langkah melakukan resection : 1. Lakukan orientasi peta. 2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah. 3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut. 4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. 5. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan. 6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta. Intersection Intersection adalah menentukan posisi suatu titik pada peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan tanpa harus ke tempat tersebut. Langkah-langkah melakukan Intersection adalah : 1. Lakukan orientasi peta. 2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta. 3. Bidik obyek yang kita amati 4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta 5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1 – 3. 6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi yang dimaksud. Menentukan Arah Tanpa Kompas 1. Dengan Tanda-Tanda Alam - Kuburan Islam Menghadap Utara - Mesjid menghadap kiblat, untuk Indonesia menghadap ke barat laut - Bagian pohon yang berlumut tebal menunjukkan arah timur, karena sinar matahari yang belum terik pada pagi hari. 2. Dengan Jarum Jam Arloji Jika berada di daerah sebelah utara Khatulistiwa, jarum jam diarahkan ke matahari, garis pembagi sudut antara jarum kecil tersebut dengan angka 12 menunjukkan arah utara. Jika berada di daerah sebelah selatan khatulistiwa, caranya sama, hanya yang didapat adalah arah selatan. 3. Dengan Perbintangan Perhatikan rasi bintang Crux (Bintang Salib atau Gubuk Penceng). Perpanjangan garis diagonal yang memotong horizon dari tempat kita adalah Selatan. Penampang Lintasan Penampang lintasan adalah penggambaran secara proposional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pandangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkannya bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan Berapa manfaat penampang lintasan : 1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan 2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan. 3. Dapat mengetahui titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu. Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang. Langkah-langkah membuat penampang lintasan : a. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang diruncing , penggaris dan penghapus b. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl. Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya. c. Tempatkan titik awal di sumbu x = 0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu beda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang akan anda buat. Demikian seterusnya hingga titik terakhir. d. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik tersebut dihubungkan satu sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar. e. Tambahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncak, dan titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak/camp dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Catatan : informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat. http://korpcitaka.wordpress.com/2008/04/24/navigasi-darat/ Peta-Kompas Diupload oleh AdliM pada 31 Mar 2009 | 02:00 Fotografer: Adli Munawar Topik: BUNDAR Average: MENGENAL DAN MENGGUNAKAN KOMPAS Kompas adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menetapkan/menunjukkan arah mata angin. Seorang pengembara dan ahli berkemah, harus mengetahui benar tentang Kompas. Dengan bersemboyan pada Kompas, ia akan dapat mengikuti jalan yang tertera dalam Peta, maka ia tidak akan tersesat dalam perjalanan/pengembaraan. Bagian-bagian penting dari Kompas : 1. Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin. 2. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran. 3. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas. 4. Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk Utara Magnet. 5. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar. 6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik. Penampang Kompas Cara Mempergunakan Kompas : 1. Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum Kompas tidak bergerak maka jarum tersebut dan menunjukkan ARAH UTARA MAGNET 2. Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca pembesar, setelah itu miringkan kaca pembesar kira-kira bersudut 50o dengan kaca dial. Kaca pembesar tersebut berfungsi sebagai : a. Membidik ke arah Visir, membidik sasaran. b. Mengintai derajat Kompas pada Dial. 3. Apabila Visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca pembesar, luruskan garis yang terdapat pada tutup Dial ke arah Visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah terlihat melalui kaca pembesar 4. Apabila sasaran bidik 30o maka bidiklah ke arah 30o. Sebelum menuju sasaran, tetapkan terlebih dahulu Titik sasaran sepanjang jalur 30o. Carilah sebuah benda yang menonjol/tinggi diantara benda lain disekitarnya, sebab route ke 30o tidak selalu datar atau kering, kadang-kadang berbencah-bencah. Ditempat itu kita Melambung (keluar dari route) dengan tidak kehilangan jalur menuju 30o. 5. Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih dahulu Sasaran Balik (Back Azimuth atau Back Reading) agar kita dapat kembali kepangkalan apabila tersesat dalam perialanan. Cara melihat Kompas dan membidik sasaran Rumus Back Azimuth/Back Reading 1. Apabila sasaran kurang dari 180o = ditambah 180o 0o – 180o = X + 180o 2. Apabila sasaran lebih dari 180o = dikurang 180o 180o – 360o = X – 180o Contoh : 30o sasaran baliknya adalah 30o + 180o = 210o 240o sasaran baliknya adalah 240o – 180o = 60o MATA ANGIN U = Utara : 0° atau 360° TL = Timur Laut : 45° T = Timur : 90° TG = Tenggara : 135° S = Selatan : 180° BD = Barat Daya : 225° B = Barat : 270° BL = Barat laut : 315° MENENTUKAN ARAH MATA ANGIN Menentukan arah mata angin ( Utara Magnet ) dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan tanpa menggunakan kompas, antara lain : 1. Makam/kuburan orang Islam. 2. Tempat ibadah (Masjid/Musholah). 3. Terbitnya matahari/bulan. 4. Lumut pada pohon. 5. Pucuk/ujung daun pada pohon. 6. Silet 7. dll Teknik Peta Kompas 1. Orientasi peta Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta : a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok; b) Letakkan peta pada bidang datar; c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi. d) Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan. e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan yang khas dari setiap tanda medan. 2. Azimuth dan Back Azimuth Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu : a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran; b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran; c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran. back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat. 3. Resection Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik. Langkah-langkah resection : a) Lakukan orientasi peta; b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah; c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu; d)Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth; e) pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya; f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta 4. Intersection Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection : a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita; b)bidik obyek yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta; d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud. 5. Koreksi sudut Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat, selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari kompas(azimuth)yaitu : A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM) B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM) Keterangan: Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis) = dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat tanda (+) Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis) =tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun. Contoh Perhitungan: Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta? P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit = 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit) sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat) = 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat. 6. Analisa Perjalanan Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui, dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan. a. Jarak Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan) lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk memperoleh jarak sebenarnya. b. Waktu Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi pedoman dalam menempuh perjalanan. c. Medan Tidak Sesuai Peta Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi. Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti, lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah (mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta 1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

,

Untuk Promo Iklan Anda, Tour to the Langkat, Pelatihan Kesiap Siagaan Bencana - Silahkan Contact: +6281265247980 - E-mail:taganalangkat@yahoo.com
design,mulai

Labels

bagi,testing

Redaksi Blog Tagana Langkat